Bencanasering terjadi tanpa peringatan sehingga Anda membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapinya. Salah satu kebutuhan yang diperlukan untuk menghadapi bencana adalah rencana kesiapsiagaan. Tiga upaya utama dalam menyusun rencana kesiapsiagaan menghadapi bencana. Miliki sebuah rencana darurat keluarga. Rencana ini mencakup:
Musibahkebakaran hutan yang diikuti bencana asap yang menutupi jarak pandang dan mengganggu pernapasan nampaknya sudah menjadi langganan negeri ini. Riau sebagai salah satu provinsi yang menjadi langganan tetap musibah ini. Tercatat sejak 10-15 tahun terakhir ini bencana alam ini hampir tidak pernah lupa datang berkunjung.
1 Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. 2. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
cash. CANBERRA - Setiap tahun, warga beberapa provinsi di Sumatera dan Kalimantan selalu menderita karena kebakaran hutan dan lahan. Penyebab bencana asap telah diketahui dan berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memadamkan api. Kendati demikian, bencana tersebut selalu berulang dan menjadi hajat tahunan republik ini. Barangkali sudah tiba saatnya untuk meningkatan pelibatan dan kesiapan masyarakat dalam pencegahan kebakaran hutan dan kebakaran lahan dan hutan Manusia adalah penyebab utama kebakaran hutan dan lahan yang setiap tahun terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Kondisi makin parah karena musim kemarau dan fenomena El Nino yang akan mempermudah dan memperluas penyebaran api serta menyebabkan kabut asap. Oknum-oknum yang membakar hutan dan lahan memiliki motif ekonomi di balik aksinya. Motif pertama adalah karena metode inilah yang paling murah. Menurut BNPB, pembukaan lahan dengan membakar hanya memerlukan dana 600 - 800 ribu per hektar, sedangkan tanpa bakar memerlukan biaya 3,5 - 5 juta. Motif kedua berkaitan dengan harga lahan, yaitu karena melonjaknya harga lahan setelah dibakar. Hasil penelitian dari CIFOR menunjukkan, harga lahan sebelum dibakar adalah delapan juta rupiah dan setelah pembakaran menjadi 11 juta rupiah. Kemudahan metode pembakaran hutan dan lahan serta keuntungan ekonomi di baliknya menyebabkan ada pihak-pihak yang diuntungkan. CIFOR mencatat para pihak tersebut adalah kelompok tani, pengklaim lahan, perantara penjual lahan, dan investor sawit. Seiring makin meningkatnya industri sawit, maka pembakaran hutan dan lahan akan terus terjadi. Selain motif ekonomi dari berbagai pihak, kebakaran lahan dan hutan juga terjadi karena adanya ketidakpatuhan. Pada tahun 2014, dibentuk Tim Gabungan Audit Kepatuhan yang terdiri dari beberapa institusi pemerintah, yaitu Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, BP REDD+, UKP4 dan para ahli serta asisten teknis. Tim ini bertujuan untuk mendapatkan informasi menyeluruh mengnai tingkat kepatuhan perusahaan dan pemerintah daerah. Tim juga mencoba menemukan akar persoalan dan pemenuhan kewajiban dari perusahaan dan pemerintah daerah dalam rangka mencegak kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, rekomendasi untuk membina dan mengawasi juga disampaikan dalam laporan Tim investigasi dari Tim Audit adalah adanya ketidakpatuhan baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun pemerintah daerah. Perusahaan tidak patuh di antaranya karena adanya lahan gambut di wilayah konsesi, perusahaan tidak mampu menjaga wilayah konsesinya karena berbenturan dengan kepentingan masyarakat yang tinggal di sana, tidak ada pelaporan dari perusahaan yang akan mempermudah deteksi sebelum kebakaran, dan perusahaan tidak memiliki sarana prasarana dan sumber daya manusia untuk pencegahan. Di sisi lain, pemerintah daerah juga melakukan ketidakpatuhan karena pengawasan terhadap perusahaan tidak optimal, tidak adanya perlindungan dalam tata ruang, tidak adanya dukungan untuk PLTB Pembukaan Lahan Tanpa Bakar, dan dukungan anggaran tidak optimal. Masyarakat sudah dilibatkan untuk menghadapi kebakaran lahan dan hutan, namun masih terdapat beberapa kendala. Pertama karena wilayah yang dikelola oleh Manggala Agni terlalu luas. Kedua, pemberdayaan masyarakat peduli api belum optimal karena belum semua daerah memiliki dan kelompok masyarakat ini tidak dilengkapi dengan peralatan yang memadai. Dampak kebakaran lahan dan hutan Asap karena kebakaran hutan dan lahan berdampak pada kesehatan dan ekonomi masyarakat. Ribuan warga harus menderita karena udara yang tercemar asap dan hasilnya banyak yang menderita infeksi saluran pernafasan atas. Selain itu, asap yang tebal mengganggu jarak pandang, sehingga warga kesulitan untuk beraktivitas sehari-hari, termasuk terjadinya gangguan penerbangan. Dari sisi ekonomi, data menunjukkan kerugian sekitar 20 triliun rupiah dalam waktu dua bulan. Selain pada manusia, kebakaran hutan dan lahan juga berdampak pada lingkungan, keanekaragaman hayati dan pemanasan global. CIFOR mengungkapkan, pembakaran hutan akan menyebabkan krisis lingkungan dan hilangnya sumber air. Sementara itu, Yuni Setio Rahayu dari LIPI mengungkapkan terjadinya penyusutan keragaman hayati pasca kebakaran hutan dan lahan yang tidak terkendali. Kebakaran yang terjadi juga melepaskan gas karbon ke atmosfer. Data dari CIFOR memperkirakan karbondioksida yang terlepas berada pada kisaran 1,5 - 2 ton dan akan memperparah laju peningkatan suhu bumi. Upaya untuk mengatasi kebakaran lahan dan hutanPemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memadamkan api. BNPB melakukan empat langkah, yaitu 1. Pemadaman dari udara dengan hujan buatan dan pemboman air;2. Pemadaman di darat oleh tim gabungan BPBD, Manggala Agni, TNI, Polri, MPA, dan masyarakat; 3. Operasi penegakan hukum oleh Polri dan PPNS; 4. Pelayanan kesehatan dan sosialisasi. Selain berbagai upaya oleh BNPB, pada tahun 2014 Tim Gabungan Audit Kepatuhan juga memberikan beberapa rekomendasi 1. Perbaikan kebijakan di kawasan rawan kebakaran; 2. Pelaksanaan evaluasi konsesi; 3. Penguatan kapasitas pemerintah daerah dalam resolusi konflik lahan antara masyarakat dengan perusahaan; 4. Pembinaan dan pengawasan berjenjang; 5. Pemberdayaan masyarakat oleh perusahaan; 6. Dukungan PLTB dan insentif. Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah menunjukkan hasil yang menggembirakan dan dapat memadamkan api pada tahun berjalan. Namun, tahun berikutnya kebakaran kembali terjadi dengan penyebab yang sama, dampak yang makin luas, dan upaya yang sama akan kembali dilakukan. Sudah waktunya penanggulangan bencana asap memasuki babak baru sebelum kerugian bagi manusia, ekonomi, dan lingkungan makin menghebat. Peran masyarakat untuk mitigasi bencana asapMasyarakat sebagai pihak yang berada paling dekat dan terdampak langsung dari kebakaran bisa menjadi jalan keluar. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan berada di lokasi ketika bencana terjadi, namun setelah bisa mengatasi, mereka pun akan segera pergi. Dengan demikian, masyarakat yang senantiasa berada di lokasi hendaknya bisa mencegah pembakaran lahan dan hutan agar tidak menjadi bencana. Peran serta masyarakat untuk mencegah terjadinya bencana kebakaran lahan dan hutan bisa dimulai dari tingkat desa. Masyarakat Desa Harapan Jaya, Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau telah memiliki Peraturan Desa PerDes Nomor 01 Tahun 2012 tentang Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan. Peraturan desa ini lahir karena keprihatinan warga akan dampak kebakaran hutan dan lahan serta melihat penegakan peraturan daerah di tingkat provinsi yang lemah. Di dalam peraturan desa tersebut diatur dengan jelas dan tegas, bahwa setiap warga masyarakat yang membakar lahan tanpa terkendali dan mengakibatkan kebun/ladang tetangga ikut terbakar akan dikenakan sanksi. Besaran sanksi tersebut adalah sebagai berikut tanaman karet dendanya Rp dan tanaman sawit dendanya Rp Aturan tersebut terbukti ampuh dan sudah ada warga yang membayar denda sejumlah Rp Dalam mekanisme ini, pemerintah daerah tidak menerima denda, namun hanya sebagai penengah antara korban dan pembakar. Peraturan Desa Harapan Jaya tersebut memberikan pelajaran yang sangat berarti bagi penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan. Pertama, masyarakat dengan inisiatif sendiri bisa bekerja sama untuk menghukum warga yang membakar lahan tanpa terkendali. Kedua, mekanisme denda atau sanksi ampuh untuk memberikan efek jera kepada para pembakar. Ketiga, kendati peraturan desa itu ampuh, namun cakupannya hanya terbatas pada administrasi desa dan tidak berdaya untuk menghukum perusahaan yang membakar lahan. Belajar dari peraturan desa dan penegakannya, maka inilah beberapa hal yang kiranya bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah pusat dan daerah agar kebakaran tidak terus berulang setiap tahun. Pertama, partisipasi masyarakat harus ditingkatkan terutama untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di lingkungannya dengan pelatihan dan penyediaan sarana dan prasara untuk memadamkan api. Kedua, kemitraan antara perusahaan dan masyarakat perlu dijalin oleh pemerintah daerah agar tidak timbul konflik. Ketiga, memberlakukan mekanisme denda kepada perusahaan yang wilayah konsesinya terbakar dengan perhitungan denda per hektar. Sistem denda ini akan efektif karena efek jera dan kecepatan pelaksanaannya dibandingkan upaya pidana atau perdata. Keempat, pengembangan penelitian dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk menggantikan metode pembakaran lahan. Kelima, bila metode membakar masih tetap menjadi pilihan, maka harus terkendali dan diawasi dengan ketat agar tidak meluas. dewo
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Penerapan Nilai Profesionalisme Perawat Dalam Situasi BencanaOleh Sumariyanto Indonesia sering dijuluki dengan supermarketnya bencana. Hal ini dikarenakan kondisi geografis dan sosialnya. Indonesia berpotensi rentan terhadap bencana yang diakibatkan oleh meluap nya air sungai sehingga meyebabkan kebanjiran, pergeseran lempeng tektonik dan vulkanik yang menyebabkan gempa bumi serta letusan gunung berapi, gelombang air laut yang menyebabkan tsunami, badai angin puting beliung dan kekeringan. Serta ulah manusia dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup misalnya kebakaran hutan, polusi, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan industri dan serangan teroris dan konflik antar kelompok masyarakat Departemen Kesehatan 2006.Dampak bencana bagi manusia bisa sangat merusak. Kerusakan sarana dan prasarana fisik rumah, gedung perkantoran, pelayanan kesehatan, sarana pendidikan dan rumah ibadah, akses transportasi, dan lain-lain. Selain itu, gangguan kesehatan lainya seperti terganggunya sistem muskuloskeletal, infeksi kulit, status gizi yang menurun, stres, dan masalah psikologis, hingga kematian. Orang juga akan mengungsi ke tempat yang dianggap aman karena bencana. Ini pasti akan menimbulkan masalah kesehatan baru di tempat penampungan pengungsian, seperti wabah penyakit, masalah gizi, kesehatan reproduksi, pelayanan kesehatan, akses air bersih, dan masalah lainnya. serta kualitas kesehatan lingkungan yang menurun Departemen Kesehatan, 2006.Dalam hal ini, perawat merupakan profesi yang mutlak diperlukan saat terjadi bencana. Perawat harus selalu siap dan waspada ketika berhadapan dengan korban bencana. Peran perawat dalam merawat korban bencana tidak hanya memberikan bantuan berupa materi dan perawatan medis saja. Namun perawatan psikososial dan emosional juga merupakan tugas tenaga keperawatan yang diperlukan untuk membantu korban bencana. Perawat yang bekerja langsung di lokasi bencana juga harus memiliki keterampilan dan pengalaman yang sesuai dalam penanggulangan bencana. Perawat yang baru lulus tidak disarankan untuk pergi ke daerah bencana. Karena pengetahuan dan pengalaman mereka tidak memenuhi syarat untuk membantu korban pengetahuan dan pengalaman bahwa ketika membantu dan merawat korban bencana, perawat harus bisa mempertimbangkan keselamatan mereka sendiri sebelum membantu orang lain. Perawat yang berpengalaman dalam situasi bencana tentu mengetahui hal ini dengan sangat baik. Misalnya, ketika perawat membantu korban gempa, mereka harus bisa mengantisipasi gempa susulan atau kemungkinan runtuhnya gedung dan bangunan yang bisa terjadi sewaktu-waktu selama memberikan bantuan. Oleh karena itu, sangat penting untuk bisa menghitung kapan waktu yang tepat untuk memberikan bantuan kepada korban bencana. 1 2 3 Lihat Indonesia Sehat Selengkapnya
Apa saja yang dibutuhkan untuk korban kebakaran? Perlengkapan Medis. Peralatan medis dan obat-obatan bagi korban bencana alam merupakan kebutuhan yang paling mendesak untuk dipenuhi. Pakaian Layak Pakai. Pembalut, Popok Bayi dan Pakaian Dalam. Makanan Kering atau Siap Santap. Bantuan apa saja yang dapat diberikan kepada korban bencana banjir? Bantuan bisa berupa peralatan masak, genset listrik, lampu darurat, alat evakuasi korban, pompa air darurat, peralatan medis, selimut, peralatan makan minum, dan lain sebagainya. Dengan semua bantuan itu, proses evakuasi dan pemulihan akan berjalan dengan lebih baik. Bantuan apakah yang sangat dibutuhkan oleh korban bencana alam brainly? Jawaban. Jawaban Banyak sekali peralatan dan perlengkaan yang dibutuhkan korban bencana untuk dapat bertahan hidup seperti tenda darurat, peralatan masak, genset listrik, lampu darurat, alat-alat berat untuk evakuasi korban, pompa air darurat, peralatan medis, selimut, peralatan makan minum, dan lain sebagainya. Apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan? Tidak Sembarangan Membakar. Memberikan Jarak Pembakaran. Memastikan Api Benar-benar Mati. Mengawasi Titik Rawan. Melakukan Patroli. Membuat Tampungan Air. Kenapa kita harus menyumbang untuk korban bencana alam? Semakin sering kita membantu korban bencana alam, semakin meningkat juga kebugaran tubuh. Tubuh tidak akan mudah lelah dan gampang sakit. Kerjasama membantu korban bencana alam merupakan contoh kerjasama di bidang sosial yang merupakan dasar dari kebutuhan sifat manusia. Apa saja yang harus kita lakukan saat berada di Posko bencana alam? Jawaban. → Memberikan bantuan berupa makana,minuman,obat-obatan,pakaian. → Mendirikan Posko. → Menyediakan pelayanan kesehatan. Apa yang dapat kamu lakukan untuk membantu korban bencana alam? Memberi bantuan dana atau donasi pangan. Bantuan medis. Informasi. Jadi relawan bidang psikologis, edukasi, hingga keagamaan. Hunian dan transportasi. Membantu korban bencana alam sila ke berapa? Membantu korban bencana alam termasuk pengamalan Pancasila sila KEDUA. Sila kedua Pancasila sendiri bunyinya adalah KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB. Nilai yang terkandung dalam sila ini adalah nilai kemanusiaan yang menekankan pada rasa kasih sayang yang beradab. Apa saja yang dapat dilakukan pada saat bencana terjadi? membuat peta atau denah wilayah yang sangat rawan terhadap bencana. pembuatan alarm bencana. membuat bangunan tahan terhadap bencana tertentu. memberi penyuluhan serta pendidikan yang mendalam terhadap masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana. Apa yang kamu lakukan untuk membantu sesama ketika daerah tempat tinggalmu terkena bencana? memberikan sumbangan. merawat yang terluka. mendukung tetangga tersebut. menggalang dana baginya. Meminta bantuan dari pemerintah. Mendoakan untuk dipulihkan. Membantu mengungsikan warga disitu. Memberi motivasi untuk melawan trauma akibat bencana alam. Apa saja hak yang dimiliki masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana? Adapun hak dan kewajiban masyarakat, sebagaimana UU No 24 Th 2007 tentang Penanggulangan Bencana yakni masyarakat setiap orang berhak untuk 1 Mendapatkan perlindungan sosial dan rasa aman, khususnya kelompok masyarakat rentan bencana, 2 Mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan ketrampilan, 3 Mendapatkan informasi … Langkah langkah yang perlu dilakukan dalam penanggulangan kebakaran adalah brainly? Jangan panik, tetap tenang menghadapi kebakaran. Jika kebakaran kecil, serta bisa diusahakan dimatikan sendiri, maka cobalah dengan bantuan alat sekitarnya seperti alat pemadam api ringan, karung goni, air dan lainya. Dan bunyikan alaram kebakaran. Mengapa kita harus melakukan penggalangan dana? Penggalangan dana dilakukan dilatarbelakangi keinginan menolong orang-orang yang sedang terkena bencana di daerah asalnya, mereka adalah komunitas satu daerah yang sedang merantau dikota entah untuk kuliah atau bekerja. Mengapa kita harus saling tolong menolong dalam kehidupan sehari hari? Saat melakukan tolong menolong, rasa peduli akan muncul. Seseorang bersedia menolong orang lain karena adanya rasa peduli. Hal itu akan membuat orang yang menolong dan ditolong menjadi dekat. Beberapa orang yang sudah ditolong cenderung membalas dengan perbuatan yang sama, yaitu menolong saat orang lain membutuhkan. References Pertanyaan Lainnya1Perbedaan Kedaulatan Kedalam Dan Keluar?2Pengertian Seni Rupa Menurut Ki Hajar Dewantara?3Software Yang Pertama Kali Dijalankan Oleh Komputer Saat Dioperasikan Adalah?4Bentuk Persen Dari Pecahan 7 Per 20 Adalah?5Apa Perbedaan Trafo Step Up Dan Step Down?6Kerjasama Yang Dilakukan Antara Indonesia Dengan Malaysia Disebut Kerjasama?7Dampak Hebat Pengaruh Globalisasi Masa Depan Bagi Negara Berkembang Adalah?8Penurunan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Mata Uang Asing Dapat Mengakibatkan?9Jenis Jenis Ukiran Melayu Riau Adalah?10Jelaskan Bentuk Badan Usaha Yang Sesuai Dengan Sistem Ekonomi Nasional?
bantuan yang sangat diperlukan oleh korban bencana kebakaran hutan adalah